Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2023

TERBAKARNYA KANDANG BANTENG DI DEPOK

Kaesang adalah medan pertarungan bagi PSI. Dalam medan ini PSI akan dilihat sebagai petarung atau pecundang ketika berhadapan dengan PDIP Oleh: Ragil Nugroho (Mantan Redaktur Pembebasan) Adalah suatu kewajaran bila Partai Keadilan Sejahtera (PKS) kalang kabut dengan manuver Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Selama hampir 20 tahun, PKS selalu menguasai Depok. Tak mengherankan ketika PSI hendak mengusung Kaesang, PKS langsung reaktif. Sebagai figur muda, Kaesang berhasil menjadi simbol kekuatan angkatan muda yang hendak mengubah wajah Depok yang terbelakang selama dikuasai PKS menjadi Depok yang modern. Tapi tiba-tiba terjadi keanehan. PKS yang bermain api, PDIP yang terbakar kandangnya. Ada apa ini? Sikap PDIP mirip bocah kurang kreatif. Mereka tak mampu mengikuti perkembangan zaman dalam merespon perpolitikan kiniwari. Mungkin itu karena figur Ketua Umumnya yang semakin uzur, sementara orang-orang di sekitarnya cuma  AMS (Asal Mamak Senang). Akibatnya, ketika partai lain bermanuve

CAWE-CAWE JOKOWI DI PEMILU 2024: TITIK PISAH JOKOWI DAN MEGAWATI

Bisa dikatakan, Jokowi dan Megawati/PDIP ibarat satu bantal, tapi beda mimpi. Oleh: Ragil Nugroho (Pengamat buku-buku CIA) Ada tugas berat yang harus dipanggul Jokowi untuk menjaga jalan baru kapitalisme Indonesia. Musuh besar yang akan menelikung jalan tersebut justru berada di lingkarannya sendiri, yaitu PDIP. Partai ini, yang mendapat berkah dari reformasi hingga berkembang menjadi kekuatan oligarki, adalah rumah bagi konglomerat-konglomerat lama, markas pensiunan tentara Orde Baru, benteng pengusaha-pengusaha menengah dan birokrat-birokrat politik,  basecamp  para pengembara politik yang malas pulang. Intinya, manusia-manusia bermental setipe yang belum di-upgrade sejak era radio HT alias masih bermental lama warisan Orde Baru, juga punya bakat bawaan lahir yang sama: kongkalikong. Mereka ini akan berusaha menjegal upaya Jokowi untuk menempatkan Indonesia dalam jalur kapitalisme yang benar. Bisa dikatakan, Jokowi dan Megawati/PDIP ibarat satu bantal, tetapi beda mimpi. Jokowi ber