Gibran muncul dengan kesadaran kelas borjuasi baru yang tampil egaliter. Cara berpakaian, berfikir, sampai berkomunikasi bukan lagi cara pejabat-pejabat lama yang kaku. Dia bisa membaur dikalangan anak-anak muda tanpa kikuk. Sebagai borjuasi baru, Gibran tak mau tampil bertele-tele. Sementara itu, di hadapan borjuasi lama, Gibran bisa berdiri tegak. Oleh: Ragil Nugroho Ibaratnya, Gibran ini seperti bawang merah. Dia membuat Hasto, Goenawan Mohamad dan yang lain, menangis bombay. Baru kali ini kemuculan anak muda membuat tokoh-tokoh tua berderai air mata, bukan karena bersuka cita tetapi karena menentangnya. Para uzur seperti terkena hantaman palu Thor. Kemunculan Gibran membuat politik Indonesia jungkir balik. Teori-teori politik yang dipelajari di sekolah-sekolah menjadi mati kutu. Itulah Gibran Rakabumi Raka. Ini memang zaman anak muda, tidak hanya di Indonesia, juga di dunia. Seperti ada benang-benang yang menghubungkan anak muda di semua belahan dunia untuk mengambil peranan. Keh
Tulisan semaunya saya.