Prabowo benar-benar mewujudkan janjinya untuk melakukan rekonsiliasi nasional, memupus luka-luka masa lalu guna menatap masa depan. Dengan memasukkan kader-kader PRD, kabinet Prabowo-Gibran benar-benar mewujudkan persatuan nasional untuk menuju Indonesia Emas.
Oleh: Ragil Nugroho (Aktivis Kiri Pecinta Kirik)
Kiri "buku" yaitu aktivis kiri yang hidup dalam buku (baik harapan, imajinasi, khayalan, maupun lamunan), banyak yang sewot ketika ada lima kader-kader terbaik PRD masuk dalam kabinet Prabowo-Gibran. Kelimanya antara lain, Budiman Sudjatmiko, Agus Jabo, Mugiyanto Sipin, Faisol Reza dan Nezar Patria. Setelah seperempat abad lebih, baru kali ini PRD (Partai Rakyat Demokratik) mendapatkan penghormatan yang semestinya. Perjuangan PRD dalam membuka ruang demokrasi dihargai dengan tulus oleh Prabowo Subianto.
Ketika Megawati Soekarno Putri menjadi presiden, PRD justru dicampakkan. Padahal PRD lah yang berada di barisan pelopor membela PDI dari hantaman rezim Orde Baru. Akibatnya, pimpinan PRD ditangkap, kemudian diterungku selama bertahun-tahun. Sebagian yang lain diculik, sebagian besar sudah kembali dan sekarang menjadi bagian dari kabinet Prabowo-Gibran, sebagian belum kembali. Tapi justru Megawati memunggungi PRD. Tak mengherankan kalau sastrawan terbesar negeri ini, Pramoedya Ananta Toer, menyatakan bahwa hanya sekadar teh pahitpun, Megawati tak pernah memberikannya pada PRD. Dengkan kata lain, Pram ingin mengatakan, Megawati tak tahu berterimakasih.
Pada masa SBY, kader PRD, Andi Arief diangkat menjadi staf khusus. Semasa Jokowi, beberapa kader PRD menjadi staf di KSP hingga kemudian Nezar Patria diangkat menjadi wamen kominfo. Dan, puncaknya di masa Prabowo, lima orang kader terbaik PRD dimasukkan dalam kabinetnya. Prabowo benar-benar mewujudkan janjinya untuk melakukan rekonsiliasi nasional, memupus luka-luka masa lalu guna menatap masa depan. Kabinet Prabowo-Gibran benar-benar mewujudkan persatuan nasional untuk menuju Indonesia Emas.
Tak salah Prabowo memilih kader-kader terbaik PRD. Secara ideologis, kader PRD sudah jelas membela kepentingan mereka yang miskin, tertindas dan teraniaya. Sedari awal mereka sudah digembleng dengan teori Marx sehingga sudah paham kelas yang tertindas dan menindas. Sudah paham perjuangan kelas. Secara politik, kader PRD setia digaris rakyat. Sekitar 58% rakyat mendukung Prabowo-Gibran dalam pemilu. Mereka akan setia memperjuangkan kepentingan rakyat sebagaimana diharapkan Prabowo. Secara organisasi, kader PRD sudah terbiasa dengan sentralisme demokrasi yang cocok dengan gaya kepemimpinan Prabowo. Oleh karena itu, memilih kader PRD masuk dalam kabinet bukan membeli kucing dalam karung. Langkah Prabowo sudah tepat.
Tantangan ke depan tidaklah mudah. Prabowo membutuhkan orang-orang pilihan agar Indonesia bisa keluar dari negara berkembang. Butuh orang-orang seperti kader PRD yang sudah teruji militansi, kecerdasan dalam membaca kondisi obyektif dan keluwesan dalam menjalà nkan startegi taktik. Kader-kader PRD sudah melewati berbagai ujian nan berat dan lulus dengan nilai A. Modal ini akan menjadi baling-baling revolusioner untuk memajukan Indonesia di bawah kepemimpinan Prabowo.
Tentu banyak yang senewen (terutama dari kiri buku sebagai bagian hamba-hamba dogmatisme) ketika kader-kader terbaik masuk dalam kekuasaan. PRD dibuat memang untuk masuk ke dalam kekuasaan. Maka sejak awal PRD memperjuangkan demokrasi multi partai (dan sekarang sudah dijalankan) dengan menggugat 5 pakat UU Politik. PRD yang paling depan memperjuangkan hal itu karena partai politik harus dikasih ruang untuk bertarung dalam arena demokrasi borjuis. PRD menjadi pelopor dalam melakukan revolusi demokratik (dan ini sudah berhasil). Maka PRD ikut Pemilu 1999 agar bisa masuk dalam kekuasaan. Terus menerus upaya itu dilakukan dari pembentukan Papernas sampai yang terakhir PRIMA. Bila dirasa sulit memakai partai sendiri, bisa masuk partai lain seperti pernah dilakukan Budiman Sudjatmiko dan Faizol Reza. PRD tak pernah memunggungi medan pertarungan elektoral demokrasi borjuis. Dan sekarang menemukan muaranya ketika lima orang kader terbaik PRD masuk dalam kabinet Prabowo-Gibran.
Kekuasaan borjuis bagi PRD bukan sesuatu yang haram, justru harus dimasuki. Dengan begitu bisa mewarnai kekuasaan tersebut, bukan seperti suporter bola yang menghujat permainan dari pinggir lapangan. Makna progresif revolusioner bukan seperti pemahaman kiri sekolahan yang teriak dengan mengepalkan tangan kiri, tetapi bagaimana bisa berpikir dan bertindak maju dalam kondisi obyektif demokrasi borjuis. Pengertian progresif revolusioner bukan memakai ikat kepala merah sembari berteriak teriak garing dalam demonstrasi, tetapi bagaimana bisa memanfaatkan momentum masuk dalam kekuasaan. Dan inilah yang selama dilakukan kader-kader PRD
Tentu orang-orang kiri yang mengalami keterbelakangan berpikir tak akan mampu mencerna kenapa kader-kader PRD masuk dalam kekuasaan. Seperti biasa mereka akan merepet dengan jargon-jargon moralis yang sudah usang. Seperti biasa, mereka akan hidup dalam alam keseakanan dengan fantasi-fantasi mastrubasi tentang apa yang harus dilakukan orang-orang kiri. Setiap zaman sejak Adam turun ke bumi akan ada manusia-manusia seperti itu. Dan kita bisa mengabaikannya karena mereka hidup bukan di bumi manusia, tapi di alam khayalan. Mereka tidak ingin menciptakan surga di muka bumi, tapi surga dalam alam imajinasi yang tak perlu berkeringat dan berdarah-darah untuk memewujudkannya.
Pada akhirnya, kita mesti bertetimakasih kepada Prabowo Subianto yang telah mengangkat harkat dan martabat PRD. Ia telah meletakkan PRD di tempat yang semestinya dalam kerangka persatuan nasional. ***
Wujudkan Tatanan Masyarakat Pancasilais
BalasHapusPanjang umur perjuangan
BalasHapusmantab ...jgn terasing,
BalasHapusLuarbiasa
BalasHapusMillenial dan Gen Z tak tahu kepanjangan PRD. Baiknya di tulis lah itu kepanjangannya. Baca sampai bawahpun tak ada,,
BalasHapusPRD (Partai Rakyat Demokratik)
HapusIni yang nulis lagi mabok apa yah
BalasHapusBangga menjadi kader PRD
BalasHapus