Langsung ke konten utama

PRABOWO SAYANG PRD

Begitu sayangnya Prabowo Subianto pada PRD, kader -kader PRD ditempatkan pada posisi yang strategis dalam kabinetnya.

Oleh: Ragil Nugroho (Aktivis Kiri Penyanyang Kirik)

Bisa jadi 30 tahun lalu tidak akan terbayang kader-kader PRD (Partai Rakyat Demokratik) akan bergabung dengan Prabowo Subianto. Kala itu, PRD dan Prabowo memang sedang berhadap-hadapan. Sekarang situasinya sudah berubah, permusuhan politik bukan berlaku seumur hidup. Sebagaimana setiap kisah pasti ada titik akhirnya. Kini dua kubu itu sepakat bersatu untuk Indonesiia Emas. Meramu kehidupan baru demi Indonesia yang adil, sejahtera dan membahagiakan.

Prabowo bukan phobia Kiri. Ini dibuktikan dengan mengangkat kader-kader PRD menjadi anggotnya kabinetnya. Budiman Sudjatmiko (Ketum PRD) diangkat sebagai Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan. Ini posisi yang tak main-main. Sebagai ketum PRD, jabatan tersebut sudah pas untuk Budiman. Selama di PRD, dia sudah terbiasa mendampingi dan hidup bersama orang-orang miskin. Pengalaman tersebut tentu akan membantunya untuk merumuskan program kerja demi mengentaskan orang-orang miskin. Boleh juga kalau dia juga mengentaskan kader-kader PRD yang masih hidup miskin dan kekurangan. Mereka toh juga bagian dari rakyat Indonesia yang mungkin "tergusur dan lapar".

Agus Jabo Priyono (Ketum PRIMA) diangkat jadi Wamen Kemensos. Posisi ini juga tepat. Agus Jabo bisa memastikan agar bantuan sosial untuk mereka yang papa bisa tepat sasaran. Negara mempunyai kewajiban untuk membantu rakyatnya yang masih miskin. Sebagai penggali nilai-nilai Pancasila, Agus Jabo tentu paham masalah seperti itu. Dengan begitu, dia tak akan meninggalkan si miskin senderian sebagaimana sila ke 5 Pancasila: keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sebagaimana Budiman, Agus Jabo juga bisa memberdayakan teman-temannya di PRIMA agar hidup bahagia.

Faizol Reza (Ketua KPP PRD ketika Budiman diterungku di penjara Cipinang), ditempatkan oleh Prabowo sebagai Wamen Perindustrian. Sektor ini penting guna menjalankan program hilirisasi sebagai tulang punggung untuk memajukan kapitalisme Indonesia. Bila kapitalisme berjalan dengan baik maka akan melapangkan jalan muju sosialisme. Oleh karena itu, posisi Faisol Reza bukan posisi yang main-main. Prabowo sudah tepat menempatkan Faisol Reza dalam posisi tersebut. Dia seorang kader PRD yang andal. Bisa dilihat dia dua kali bisa lolos ke parlemen. Dia juga pernah diculik oleh Tim Mawar sehingga sudah pernah merasakan penderitaan. Dia juga kader PRD yang licin seperti belut: bisa menangis karena Prabowo,  sekarang bisa tertawa dengan Prabowo).

Keterangan foto: Prabowo merangkul dua kader PRD: Agus Jabo (Kiri) dan Mugiyanto Sipin (Kanan)

Mugiyanto Sipin (Hubungan Internasional PRD) ditempatkan sebagai Wamen HAM. Selama ini Mugiyanto bergiat di IKOHI (Ikatan Orang Hilang). Posisinya sekarang sudah pas untuk memperjungkan masalah HAM. Program kompenasasi pemerintah untuk korban HAM bisa dia dorong semakkn maju. Dengan begitu para korban HAM bisa memperoleh keadilan dan hak-haknya. Komitmen Mugiyanto tentang HAM tiada duanya. Tentu dia akan bekerja keras guna menuntaskan kasus-kasuh HAM.

Nezar Patria (Sekjen SMID, organisasi mahasiswa yang terafiliasi dengan PRD) diangkat sebagai Wamen Kominfo. Sebagai mantan jurnalis yang sejak semester I sebagai mahasiswa Filsafat UGM sudah menulis di media masa nasional, posisinya sekarang juga sudah tepat. Sekarang sudah abad digital, abad AI. Nezar tentu sangat paham masalah-masalah seperti ini. Dengan kata lain, Prabowo telah menempatkan orang pada posisi yang tepat. Nezar juga dikenal sebagai pribadi yang tangguh. Sebagai Pimred Pijar (majalah mahasiswa Fakultas Filsafat UGM), dia pernah menerbitkan Majalah Pijar dengan tema "Militer Dimana-Mana", yang kala itu membuat heboh perpolitikan nasional. Tentu sekarang dia bangga memakai seragam loreng di Lembar Tidar, Magelang.

Prabowo begitu sayang pada PRD. Dia menempatkan kader-kader PRD di pososi strategis, posisi yang sangat berpengaruh pada orang-orang jelata. Kader-kader PRD sudah digembleng di arena politik yang sulit sebagaimana pasukan Kopassus digembleng di medan pertempuran. Dengan begitu, kader-kader PRD sangat siap mengemban tugas di Kabinet Merah Putih. Mereka akan satu Komando.

Sekali lagi, terimana kasih kepada Jenderal (Purn) Prabowo Subianto. Engkau begitu menyanyangi PRD.***

Komentar

  1. 🔥🔥🔥🔥🔥 PRD...

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

SENJAKALA PDIP

Sepertinya PDIP sudah kesulitan membendung arus balik politik. Kanjeng Mami semakin ditinggalkan wong cilik. Oleh: Ragil Nugroho (Penikmat ikan koi) Aktivis tani era 90an yang pernah dicabut kumisnya oleh introgrator ketika tertangkap, Hari Gombloh, mengungkapkan bahwa pendukung Ganjar di tapal Kulonprogo tipis alias kecil. Padahal, beber warga Brosot ini, Kulonprogo merupakan salah satu kandang Banteng. Menurutnya, ini wajar karena Kulonprogo dekat dengan Wadas. Seperti kita tahu, selama beberapa tahun Wadas merupakan titik episentrum perlawanan terhadap Ganjar dan PDIP. Dalam kepercayaan masyarakat Jawa, ada ungkapan, " Sadumuk bathuk sanyari bumi ". Ungkapan ini bermakna bahwa satu sentuhan pada dahi dan satu pengurangan ukuran atas tanah (bumi) selebar jari saja bisa dibayar, dibela dengan nyawa (pati). Bagi orang Jawa, tanah adalah kehormatan dan harga diri. Sebagaimana sentuhan pada dahi yang menurut orang Jawa adalah penghinaan, maka penyerobotan tanah walaupun han