Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2023

PSI DAN TIKUS

Bila masing-masing kader PSI berada di tengah rakyat maka akan lebih mudah menghitung daerah merah, yaitu daerah yang telah kita kuasai. Oleh: Danang Dananjoyo (Pensiunan) Menjelang senja, orang-orang kampung biasanya bergerombol di teras rumah, pos ronda atau perempatan jalan. Sembari bergerombol, mereka mencoret-coret tanah, entah dengan jari tangan atau ranting. Apa yang mereka lakukan? Meramal nomor togel. Paling tidak sehari dua kali togel diputar. Togel Singapura diputar jam 18.00, sementara togel Hongkong jam 23.00. Ada semacam Kitab Togel. Lewat kitab tersebut kita bisa menafsirkan mimpi semalam atau pertanda-pertanda apa saja, seperti bertemu orang tua, kejatuhan cicak atau kedatangan kucing hitam. Kitab tersebut berisi macam-macam hal terkait nomor togel. Bila bekicot memiliki nomor 02, anjing berkaitan dengan nomor 11. Bagaimana dengan nomor tikus? Nomor tikus adalah 15. Kita tahu nomor punggung PSI (Partai Solidaritas Indonesia) adalah 15. Ada semacam keyakinan di kampu

SENJAKALA PDIP

Sepertinya PDIP sudah kesulitan membendung arus balik politik. Kanjeng Mami semakin ditinggalkan wong cilik. Oleh: Ragil Nugroho (Penikmat ikan koi) Aktivis tani era 90an yang pernah dicabut kumisnya oleh introgrator ketika tertangkap, Hari Gombloh, mengungkapkan bahwa pendukung Ganjar di tapal Kulonprogo tipis alias kecil. Padahal, beber warga Brosot ini, Kulonprogo merupakan salah satu kandang Banteng. Menurutnya, ini wajar karena Kulonprogo dekat dengan Wadas. Seperti kita tahu, selama beberapa tahun Wadas merupakan titik episentrum perlawanan terhadap Ganjar dan PDIP. Dalam kepercayaan masyarakat Jawa, ada ungkapan, " Sadumuk bathuk sanyari bumi ". Ungkapan ini bermakna bahwa satu sentuhan pada dahi dan satu pengurangan ukuran atas tanah (bumi) selebar jari saja bisa dibayar, dibela dengan nyawa (pati). Bagi orang Jawa, tanah adalah kehormatan dan harga diri. Sebagaimana sentuhan pada dahi yang menurut orang Jawa adalah penghinaan, maka penyerobotan tanah walaupun han

FX. RUDY DAN KARAKTER POLITIK PDIP

Bila laknat Tuhan tidak mempan, maka Mamaknya FX. Rudy yang harus turun tangan. Oleh: Ragil Nugroho (Penggemar Husky) FX. Rudy sudah ditinggalkan zaman. Ia terseok-seok mengikuti dinamika politik kaum muda. Jadilah ia merasa harus memanggil-manggil Tuhan. Ia lupa, sejak abad ke-19  gereja sudah memisahkan diri dari kekuasaan politik. Urusan kekuasaan tak ada sangkut pautnya lagi dengan Bapa di surga. Sebagai seorang Katolik, semestinya FX. Rudy memahami hal ini: tak perlu mengajak Tuhan bermain politik. Tapi FX. Rudy sepertinya lebih cocok hidup di Abad Kegelapan, ketika seseorang yang mempelajari karya Aristoteles tentang tawa harus dihukum. Konon tawa bisa mendatangkan laknat Tuhan.  Politik hari ini adalah politik kaum muda yang tak dipahami oleh FX. Rudy. Anak-anak muda mempunyai adagiumnya sendiri: politik secukupnya, berkawan sebanyaknya. Inilah yang melatari gaya politik Gibran. Sebagai bagian dari kaum milenial, Gibran memiliki langgam politiknya sendiri. Ia tak mau terkotak-ko

LIMA KALI KEMENANGAN JOKOWI DAN TIGA KALI KEKALAHAN MEGAWATI (Tanggapan untuk Adian Napitupulu)

Itulah karakter khas politik PDIP: membalas air susu dengan air tuba. Oleh: Ragil Nugroho (Aktivis 96) Jokowi berbeda dengan Joko Tingkir. Bila Joko Tingkir masih keturunan darah biru sehingga wajar menjadi Sultan Pajang, Jokowi bisa dikatakan keturunan Lembu Peteng. Seperti diketahui, Lembu Peteng sering digunakan untuk menggambarkan garis keturunan yang misterius. Sampai sekarang masih banyak yang memperdebatkan tentang sosok ayah Jokowi. Sederet tokoh Lembu Peteng dari Ken Arok sampai Soeharto pernah menjadi penguasa. Sosok Lembu Peteng inilah yang tidak dipahami anak kota seperti Adian Napitupulu. Tak mengherankan, ia mendaku lima kali kemenangan Jokowi adalah berkat PDIP. Jokowi lahir dari keluarga biasa-biasa saja, tak ada darah biru menetes dalam dirinya. Orangtuanya bisa digolongkan bagian dari Abangan, dibanding Santri atau Priyayi. Dalam masyarakat di pedesaan, kaum Abangan ini cukup banyak walaupun tidak pernah unjuk diri. Sebagaimana disampaikan Geertz dalam bukunya yan

FOOD ESTATE: USAHA JOKOWI UNTUK MENCIPTAKAN KOLEKTIVITAS PERTANIAN

Food estate merupakan program revolusioner Jokowi yang belum pernah dilakukan presiden-presisen sebelumnya. Oleh: Ragil Nugroho (Petani durian, tinggal di Blitar) Setelah Revolusi di Tiongkok, Mao Tse Tung melakukan reformasi agraria yang cukup radikal. Pemerintah membagi-bagikan tanah kepada petani miskin. Mereka yang sebelumnya tak memiliki tanah, dibagikan tanah untuk digarap. Tujuan awalnya, selain agar petani miskin mempunyai tanah, juga mendorong produktivitas pertanian. Tentu saja para petani senang dengan program reformasi agraria Mao. Namun, dalam perjalannya program semacam ini dinilai tak tepat. Mengapa? Dalam buku "Trird Word Whence and Wither",  Wim F. Wertheim, memberikan penjelasan mengapa reforma agraria di Tiongkok saat itu tidak tepat. Pembagian tanah membuat pemerintah harus membuat pematang-pematang sebagai tapal batas kepemilikan tanah. Tak terhitung ribuan pematang harus dibuat. Akibatnya, hal ini justru menghambat metode-metode baru dalam penggarapan

TENTANG JOKOWISME (Tanggapan untuk Andy Budiman)

Jokowisme adalah jalan baru kapitalisme di Indonesia. Oleh: Ragil Nugroho ( Alumnus Filsafat UGM) Tulisan Andy Budiman di Kompas.id (23/05/2003) tentang Jokowisme sangat meleset. Sepertinya ia hanya paham istilah Jokowisme, tapi luput memahami esensi istilah tersebut. Tak mengherankan kalau tulisannya hanya mengupas kulit ari dari Jokowisme, tak menyentuh intinya. Tak mengherankan pula konsep Jokowisme yang ditawarkan PSI menjadi bahan tertawaan  Rocky Gerung karena penjelasan seperti yang dikemukakan Andy Budiman sangat banal. Jangan sampai istilah Jokowisme hanya kegenitan kelas menengah perkotaan yang berujung pada kultus individu. Jokowisme sama dengan Leninisme, Maoisme atau Marxisme. Isme-Isme yang saya sebut adalah paham untuk mengubah basis ekonomi kapitalisme guna mendorong perubahan supra struktur masyarakat. Ia bukan sekadar tentang sekian ribu kilo jalan tol yang ada, sekian jariangan kereta bawah tanah, sekian pelabuhan, sekian sekolah atau rumah sakit yang dibangun, se

Selamat Datang

Blog ini berisi buah pikiran dari penjaga kebun durian di Bumi Soekarno.