Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2024

SURAT TERBUKA KEPADA PUAN DAN TUAN PENANDATANGAN PETISI BULAKSUMUR

Sebenarnya kita bisa tahu kenapa Petisi Bulaksumur begitu amburadul. Kita tahu kualitas Agus Wahyudi yang mengaku sebagai inisiator petisi. Semenjak menjadi mahasiswa Filsafat UGM, ia hanya asyik masyuk melakukan onani intelektual. Ketika kawan-kawan mahasiswa sezamannya seperti Andi Munajat, Johnsony Marhasak Lumbantobing, Webby Warouw, Hari Subagio dan generasi setelah seperti, Wibowo Arief, Danang Ardianta, Manik Wijil Sadmoko hingga Dhohir Farizi  bertungkus lumus berjuang bersama rakyat tertindas, Agus Wahyudi hanya sibuk mastrubasi dengan diktat-diktat kuliah di kamarnya. Oleh: Endhiq Anang P, Alumnus Filsafat UGM Apa yang menamakan diri Petisi Bulaksumur, merengek-rengek kepada Jokowi di Balairung UGM. Konon mereka adalah para tuan dan puan guru besar atau yang memiliki gelar akademik yang mentereng. Rata-rata sudah berumur tua. Tergopoh-gopoh menyampaikan petisi agar Jokowi kembali ke "jalan yang benar." Dalam pentas di Balairung UGM itu, kekurangan mereka tidak ada d

GIBRAN WAE

Mahfud dibuat kejang-kejang oleh bocil Solo itu. Pertanyaan Gibran kepada Mahfud begitu tajam sehingga Mahfud emosional Oleh: Ragil Nugroho Dalam acara Kopdarnas Partai SoIidaritas Indonesia (PSI) di Tennis Indoor Senayan, 22 Agustus 2023, Yenny Wahid menyanyikan lagu  Guns N' Roses, Sweet Child O'mine . Menariknya, ketika memasuki reff: Whoa, oh, oh Sweet child o' mine Whoa whoa, oh, oh, oh Sweet love of mine Liriknya oleh Yenny diubah menjadi: Whoa, oh, oh Gibran wae Whoa whoa, oh, oh, oh Gibran wae Lagu Yenny Wahid seolah menjadi petanda Gibran akan maju dalam pertarungan Pilpres 2024. Dan, tanda itu kini menjadikan kenyataan. Fenomena Gibran wae (saja) telah menyebar ke penjuru Nusantara. Dia dianggap sebagai pengejawantahan anak muda dalam pentas politik nasional. Dan, yang terpenting dari semua itu adalah munculnya borjuasi baru dalam Pilpres 2024, borjuasi yang tumbuh dan lahir pasca Orde Baru. Debat  cawapres yang digelar KPU pada Jumat malam memperlihatkan kapasit

SYARAT AKTIVIS KIRI DUKUNG GANJAR: HARUS BODOH

Aktivis kiri yang mendukung Ganjar bisa dikatakan mengalami retardasi mental. Apa itu? Yaitu gangguan intelektual dengan kemampuan intelegensi di bawah rata-rata, atau sering disebut disabilitas intelektual. Oleh: Ragil Nugroho Bila ditilik, aktivis kiri yang mendukung Ganjar memang bukan kader-kader terbaik di zamannya. Sebagian besar mereka adalah kader kuping (telinga) yang kemampuannya hanya mendengarkan. Rata-rata kemampuan literasi mereka selama masih aktif menjadi aktivis kiri di bawah standar Unicef. Mereka sebagian besar tuna tulis, tidak buta aksara tapi tidak bisa menulis. Tak mengherankan kalau mereka mengalami stunting pengetahuan.  Jangan bandingkan aktivis-aktivis kiri pendukung Ganjar ini selevel dengan Semaoen, Alimin, Mas Marco, Haji Misbach, Muso, Amir, Tan Malaka, Aidit atau Nyoto. Jauh, man . Dibandingkan dengan sesama pendukung Ganjar semisal Adian Napitupulu, Masinton Pasaribu  atau Savic Ali saja masih kejauhan. Lantas siapa yang selevel dengan mereka? Mungkin l

Mantan Aktivis 98 : Gerakan Pemakzulan Jokowi Bisa Memunculkan Reaksi Balik Dari Rakyat Indonesia

Mantan Aktivis 98 Muhammad Ikhyar Velayati mengingatkan elit politik khususnya timses capres agar menggunakan strategi yang konstitusional sesuai aturan hukum yang berlaku di  dalam kontestasi pilpres 2024. Hal ini di ungkap oleh ikhyar merespon gerakan pemakzulan Jokowi yang di pelopori oleh petisi 100. Menurut Ikhyar jika gerakan inkonstitusional serta narasi yang selalu menghujat Presiden Jokowi dan pemerintah tetap di lakukan oleh pihak oposisi, justru bisa memancing reaksi balik dari mayoritas Rakyat Indonesia pendukung Jokowi. " Harus di ingat lho, tingkat kepuasan terhadap kinerja Jokowi 78,3% , artinya mayoritas rakyat ini pendukung Jokowi, jika Jokowi di makzulkan oleh segelintir elit dengan cara cara yang inkonstitusional, walaupun hanya sebatas wacana bisa memunculkan reaksi balik dari mayoritas rakyat  Indonesia," tegas Ikhyar Di Medan, Sabtu (20/1/2024). Ikhyar menambahkan,  reaksi balik silent mayority pendukung Jokowi terjadi saat salah satu partai di parlemen

PARA PENDUKUNG ANIES BASWAEDAN: KIRI YANG KERE

Inilah pertanyaannya: kenapa kiri pendukung Anies Baswedan identik dengan kere?  Oleh: Ragil Nugroho Bila menyimak foto akitivis-aktivis pendukung Anies Baswedan, tergambarkan kondisi kiri yang kere/melarat/miskin. Saya melihat dua orang di foto itu merupakan dedengkot aktivis kiri, namun lihat yang ada di atas meja: hanya asbak dan gelas. Tidak ada kudapan seperti kentang goreng, piza, botol coca-cola, wine atau minimal donat rasa coklat. Sepertinya, untuk membeli gorongan di angkringan saja tidak mampu, apalagi membeli burger king.  Atau mungkin mereka sedang pura-pura kere alias sumaker (sugih macak kere/kaya pura-pura berpenampilan miskin)? Sumaker sering digunakan oleh aktivis kiri untuk berkamuflase agar tidak dimintai sumbangan oleh kawannya, sebagaimana sering dilakukan Agung Nugroho ketika bertemu sesama aktivis kiri. Namun, bila melihat kursi yang mereka duduki dan lantai rumah seperti di dalam foto yang saya lihat, sepertinya keduanya benar-benar kiri yang kere. Inilah perta

Mantan Aktivis PRD: Isu Pemakzulan Diduga Untuk Menggagalkan Kemenangan Prabowo-Gibran

Medan - Isu pemakzulan Presiden Jokowi yang di ajukan sejumlah orang yang mengatasnamakan petisi100 kepada Mentri Politik Hukum Dan Keamanan (Menkow Polhukam) Mahfud MD (9/1/2024) dengan alasan dugaan kecurangan pemilu kembali menuai pro dan kontra.  Menyikapi gerakan tersebut, Mantan Aktivis PRD Muhammad Ikhyar Velayati menduga gerakan ini di desain untuk menggagalkan kemenangan pasangan Prabowo-Gibran yang sudah di depan mata. " Dugaan saya isu pemakzulan ini hanya alat dan strategi kelompok anti Jokowi untuk menghempang kemenangan Prabowo-Gibran yang sudah di depan mata dengan cara mendelegitimasi proses pemilunya," tegas Ikhyar di Medan, Rabu (17/1/2024). Target politik gerakan ini menurut Ikhyar ada dua, pertama untuk menggerus suara Paslon Prabowo-Gibran sehingga pilpres berlangsung dua putaran. " Target politik yang ingin di capai ada dua, sebelum pemilu di harapkan isu kecurangan dan keberpihakan Jokowi kepada Paslon 02 di harapkan bisa menggerus elektabilitas pa

PSI DAN JURNALISME KUNING TEMPO

Dalam dinamika politik elektoral, PSI mampu melakukan perluasan struktur dan propaganda sehingga berhasil menarik simpati publik. Dengan "jokowiisme", PSI menempatkan diri sebagai bukan sekadar pelanjut Jokowi, tetapi Jokowi itu sendiri. Wajah Jokowi dan Kaesang bertebaran sampai pelosok-pelosok kota dan desa.  Ketika rasa kepuasaan publik terhadap Jokowi tinggi, langkah ini tepat. Para pendukung Jokowi berangsur-angsur mulai melirik PSI Oleh: Ragil Nugroho Tempo , seperti babi, menyerang Partai Solidaritas Indonesia (PSI) secara membabi buta. Sebagai partai baru, PSI sepertinya membuat bapak asuh Tempo , CIA resah. Dengan data abal-abal, Tempo mencoba melumuri PSI dengan ter hitam. Sebelum melakukannya pada PSI, Tempo telah melakukannya kepada Iriana Jokowi. Tempo dengan bangga menerapkan jurnalisme misoginis, menempatkan Iriana sebagai sosok jahat seperti Janda dari Dirah dalam kisah Calon Arang. Dalam hal misoginis, kelakuan Tempo bisa dimaklumi karena pendirinya perna