Langsung ke konten utama

Mantan Aktivis PRD: Isu Pemakzulan Diduga Untuk Menggagalkan Kemenangan Prabowo-Gibran

Medan - Isu pemakzulan Presiden Jokowi yang di ajukan sejumlah orang yang mengatasnamakan petisi100 kepada Mentri Politik Hukum Dan Keamanan (Menkow Polhukam) Mahfud MD (9/1/2024) dengan alasan dugaan kecurangan pemilu kembali menuai pro dan kontra. 

Menyikapi gerakan tersebut, Mantan Aktivis PRD Muhammad Ikhyar Velayati menduga gerakan ini di desain untuk menggagalkan kemenangan pasangan Prabowo-Gibran yang sudah di depan mata.

" Dugaan saya isu pemakzulan ini hanya alat dan strategi kelompok anti Jokowi untuk menghempang kemenangan Prabowo-Gibran yang sudah di depan mata dengan cara mendelegitimasi proses pemilunya," tegas Ikhyar di Medan, Rabu (17/1/2024).

Target politik gerakan ini menurut Ikhyar ada dua, pertama untuk menggerus suara Paslon Prabowo-Gibran sehingga pilpres berlangsung dua putaran.

" Target politik yang ingin di capai ada dua, sebelum pemilu di harapkan isu kecurangan dan keberpihakan Jokowi kepada Paslon 02 di harapkan bisa menggerus elektabilitas pasangan Prabowo-Gibran, sehingga skenario pilpres dua putaran dapat terjadi," ungkap Ikhyar.

Ikhyar menambahkan, sementara target kedua untuk antisipasi jika Prabowo menang pilpres satu putaran.

" Jika skenario pertama tidak tercapai dan Prabowo-Gibran tetap menang satu putaran karena dukungan rakyat yang begitu besar, maka isu kecurangan pemilu di jadikan alat untuk mobilisasi massa dan tekanan politik kepada Pemerintah dan DPR untuk menggelar pemilu ulang," kata Ikhyar.

Sebelumnya diberitakan, usulan pemakzulan Presiden Jokowi mencuat setelah sejumlah tokoh yang tergabung dalam Petisi 100 mendatangi Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD di kantornya di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (9/1/2024).

Tokoh-tokoh yang hadir saat itu antara lain Faizal Assegaf, Marwan Batubara, dan Letnan Jenderal TNI Marsekal (Purn) Suharto.

Kedatangan mereka, menurut Mahfud, untuk melaporkan dugaan kecurangan Pemilu 2024 hingga pemakzulan Presiden Jokowi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SENJAKALA PDIP

Sepertinya PDIP sudah kesulitan membendung arus balik politik. Kanjeng Mami semakin ditinggalkan wong cilik. Oleh: Ragil Nugroho (Penikmat ikan koi) Aktivis tani era 90an yang pernah dicabut kumisnya oleh introgrator ketika tertangkap, Hari Gombloh, mengungkapkan bahwa pendukung Ganjar di tapal Kulonprogo tipis alias kecil. Padahal, beber warga Brosot ini, Kulonprogo merupakan salah satu kandang Banteng. Menurutnya, ini wajar karena Kulonprogo dekat dengan Wadas. Seperti kita tahu, selama beberapa tahun Wadas merupakan titik episentrum perlawanan terhadap Ganjar dan PDIP. Dalam kepercayaan masyarakat Jawa, ada ungkapan, " Sadumuk bathuk sanyari bumi ". Ungkapan ini bermakna bahwa satu sentuhan pada dahi dan satu pengurangan ukuran atas tanah (bumi) selebar jari saja bisa dibayar, dibela dengan nyawa (pati). Bagi orang Jawa, tanah adalah kehormatan dan harga diri. Sebagaimana sentuhan pada dahi yang menurut orang Jawa adalah penghinaan, maka penyerobotan tanah walaupun han